SOLO, KLIKSOLONEWS.COM – Jembatan Pasar Gede Hardjonagoro, yang membentang megah di atas Kali Pepe, tak hanya menjadi jalur penghubung, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah Kota Solo.
Dengan desain klasik yang khas, jembatan ini menjadi ikon yang memperindah kawasan Pasar Gede dan sekitarnya, terutama saat perayaan hari-hari besar yang dipenuhi gemerlap lampion.
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, jembatan yang memiliki lebar sekitar 10 meter dan panjang 50 meter ini memiliki enam tiang kokoh yang berdiri di sisi kiri dan kanan.
Berwarna putih dengan struktur tembok tebal, tiang-tiang ini mencerminkan gaya arsitektur klasik yang masih terjaga. Di puncak masing-masing tiang terpasang empat lampu berbentuk unik, yang semakin memperkuat kesan elegan jembatan ini, terutama di malam hari.
Bila ditarik garis lurus, di sisi timur jembatan ini sejalur dengan Tugu Jam Pasar Gede dan Pasar Gede Hardjonagoro.
Sementara ke arah barat, jembatan ini mengarah langsung ke Tugu Pemandengan dan Balai Kota Surakarta. Posisi strategis ini membuat jembatan Pasar Gede seolah menjadi penghubung simbolik antara rakyat dan pusat pemerintahan.
Pada masa lalu, Kali Pepe memegang peranan penting sebagai jalur transportasi air bagi Kota Solo. Sungai ini menjadi bagian dari rute perdagangan besar yang menghubungkan Kerajaan Majapahit dengan berbagai daerah lainnya.
Barang-barang dagangan yang tiba di Bengawan Solo kemudian dibawa menggunakan perahu kecil melalui Kali Pepe ke pusat-pusat perdagangan di Sudiroprajan hingga Laweyan.
Kini, fungsi Kali Pepe telah berubah menjadi salah satu destinasi wisata air yang menarik, terutama saat perayaan Grebeg Sudiro menjelang Tahun Baru Imlek.
Selama perayaan tersebut, kawasan Kali Pepe di sekitar jembatan ini dihiasi dengan ratusan lampion dan digunakan untuk wisata perahu susur sungai. Dermaga sementara bahkan disiapkan untuk perahu-perahu yang dihiasi lampion, menciptakan pemandangan malam yang menakjubkan.
Keindahan dan nilai sejarah jembatan ini membuatnya ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Surakarta. Sebuah prasasti yang menandai status tersebut terpasang di salah satu tiang jembatan di ujung barat, sisi utara, dengan tulisan ‘Cagar Budaya No.27-60/E/Jb/2012 Jembatan Pasar Harjo Nagoro’.
Selain jembatan ini, kawasan sekitar Pasar Gede juga dipenuhi bangunan bersejarah lainnya, seperti Tugu Pemandengan, Tugu Jam Pasar Gede, dan Klenteng Tiek Kok Sie di Jalan Ketandan. Semua tempat ini menyimpan kisah panjang tentang perkembangan ekonomi, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat Solo dari masa ke masa. (*)