Pencemaran Sungai Jenes Kian Parah, Limbah Medis dan Bangkai Hewan Ditemukan

Pencemaran Sungai Jenes Kian Parah, Limbah Medis dan Bangkai Hewan Ditemukan. (KlikSoloNews/dok)

SOLO, KLIKSOLONEWS.COM – Kondisi Sungai Jenes, salah satu anak Sungai Bengawan Solo, kembali menjadi sorotan publik usai temuan mencengangkan dalam kegiatan bersih-bersih yang digelar di kawasan pintu air Kleco, Kelurahan Pajang, Minggu 27 Juli 2025.

Dalam kegiatan tersebut, relawan menemukan jenis-jenis sampah yang jauh dari kategori wajar—mulai dari bangkai hewan hingga limbah medis berbahaya.

Bacaan Lainnya

Dalam aksi gotong royong yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dan lembaga, sebanyak 2,5 hingga 3 ton sampah berhasil diangkat dari aliran sungai.

Namun, volume sampah bukan satu-satunya masalah. Jenis limbah yang ditemukan kali ini menimbulkan keprihatinan mendalam, karena menunjukkan indikasi buruknya pengelolaan sampah dari wilayah hulu sungai.

“Setengah dari sampah yang kami angkat adalah bonggol pisang dan buah-buahan busuk, tapi yang paling mencolok dan mengejutkan adalah bangkai babi dan limbah medis. Kami temukan popok sekali pakai, selang infus, botol-botol obat, dan benda tajam yang semestinya tidak boleh berakhir di aliran sungai,” ungkap Agus Daryanto, Kasi Pemerintahan dan Trantib Kelurahan Pajang, Senin 28 Juli 2025.

Sungai Jenes selama ini diketahui mengalirkan air ke kawasan padat penduduk sebelum akhirnya bermuara ke Bengawan Solo, yang menjadi sumber air baku bagi PDAM. Kondisi pencemaran seperti ini, terutama yang melibatkan limbah medis, menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Agus menjelaskan, sumber utama limbah diduga berasal dari pasar-pasar tradisional dan fasilitas layanan kesehatan di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tempat hulu Sungai Jenes berada. Pasar membuang limbah organik, sementara klinik dan rumah sakit diduga menyumbang limbah medis yang seharusnya dikelola secara khusus.

“Ini harus menjadi perhatian bersama. Limbah medis bukan hanya mencemari, tapi juga membahayakan keselamatan warga. Tidak boleh ada toleransi terhadap praktik pembuangan limbah sembarangan seperti ini,” tegasnya.

Dalam upaya mencari solusi jangka panjang, pihak Kelurahan Pajang bersama para relawan telah memulai komunikasi lintas wilayah dengan pemerintah kelurahan dan kecamatan di Sukoharjo. Tujuannya adalah membangun kesadaran dan edukasi kepada masyarakat di hulu sungai agar tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

“Kami tidak bisa kerja sendiri. Harus ada tanggung jawab kolektif dari semua pihak, apalagi kalau limbah datang dari luar wilayah Solo. Edukasi dan penegakan aturan harus berjalan bersama,” tambah Agus.

Aksi bersih-bersih kali ini melibatkan puluhan relawan dari berbagai elemen. Di antaranya Relawan Joko Tingkir Pajang, Pramuka Peduli Lingkungan, Banser, Linmas, serta mahasiswa pencinta alam dari Univet dan UMS. Babinsa, Babinkamtibmas, hingga warga sekitar juga turut ambil bagian.

Aksi mereka menjadi bukti nyata bahwa kepedulian lingkungan masih tumbuh subur. Namun, selama tidak ada perubahan di hulu, Sungai Jenes akan terus menjadi korban pembuangan sampah tak bertanggung jawab.(ks01)

About The Author

Pos terkait