SOLO, KLIKSOLONEWS.COM — Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di pasar-pasar tradisional berjalan transparan dan tidak diselewengkan.
Pernyataan ini disampaikan Ahmad Rizal saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Gede, Solo, Minggu 20 Juli 2025.
Sidak dilakukan sebagai bagian dari evaluasi Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar secara nasional di 5.000 titik. Tujuannya adalah menjaga daya beli masyarakat serta menekan laju inflasi pangan melalui distribusi beras SPHP dengan harga terjangkau.
“Bulog berkomitmen menjaga distribusi beras SPHP tetap tepat sasaran dan tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak berwenang,” ujar Ahmad Rizal kepada awak media.
Dalam sidak tersebut, Ahmad Rizal berdialog langsung dengan pengecer, termasuk Isnaeni, pedagang beras di Pasar Gede. Ia menyampaikan SPHP dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp12.500/kg atau Rp62.500 per kemasan 5 kg.
Isnaeni mengaku antusias karena beras SPHP cukup diminati masyarakat meski belum sepenuhnya dikenal. Ia menyebut kualitas beras yang baik dengan harga jauh lebih murah dibanding beras premium di pasaran.
Sementara itu, Ahmad Rizal menyarankan para pengecer untuk meningkatkan pasokan SPHP agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia juga memastikan volume dalam kemasan tepat dengan cara menimbang langsung isi beras SPHP di lokasi.
“Kalau tidak pas 5 kg, jangan dijual dulu. Ganti yang sesuai agar konsumen tidak dirugikan,” tegasnya.
Distribusi SPHP Dipersempit, Minimarket Tak Lagi Dilibatkan
Salah satu langkah pengawasan yang kini diperketat adalah dengan melarang minimarket dan toko ritel modern menjual beras SPHP.
Bulog hanya menyalurkan melalui jalur yang diawasi ketat seperti pengecer pasar tradisional, Koperasi Desa Merah Putih, kios pangan binaan Pemda, dan Gerakan Pangan Murah (GPM) oleh instansi pemerintah.
Setiap pengecer juga wajib menandatangani surat pernyataan tidak akan menyelewengkan beras SPHP dan hanya boleh menjual maksimal dua pack (10 kg) per konsumen.
“Sesuai arahan Menko Pangan dan Menteri Pertanian, semua pengecer wajib terdaftar di aplikasi Klik SPHP. Ini penting agar distribusi tepat sasaran,” jelas Ahmad Rizal.
Program SPHP akan berlangsung hingga akhir 2025. Bulog menyiapkan stok nasional sebesar 1,3 juta ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga.
Ahmad Rizal optimistis bahwa distribusi SPHP dalam 1–2 minggu ke depan akan berdampak signifikan dalam menurunkan harga beras di pasaran.
“Selama harga di daerah tertentu tidak melonjak signifikan, distribusi SPHP akan tetap dilakukan secara selektif namun merata,” pungkasnya. (ks01)