Gempur Tikus dan Wereng Tanpa Ampun, Petani Desa Juwiring Ikuti Forum Champion untuk Selamatkan Hasil Panen

  • Whatsapp
Gempur Tikus dan Wereng Tanpa Ampun, Petani Desa Juwiring Ikuti Forum Champion untuk Selamatkan Hasil Panen. (KlikSoloNews/dok Alfian Khamal Mustafa)

KLATEN, KLIKSOLONEWS.COM – Infasi hama wereng dan tikus berimbas pada gagal panen petani padi di Desa Juwiring.

Yayasan Gita Pertiwi bersama Aqua gelar Forum Champion dalam program regenerative agriculture dengan praktik pembuatan pestisida nabati sebagai langkah strategis menyelamatkan hasil panen petani dari serangan hama wereng dan tikus yang terus meningkat.

Bacaan Lainnya

Pelatihan ini dilakukan lumbung pangan Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten klaten untuk melihat permasalahan dan solusi dari serangan hama yang mulai merebak.

Pelatihan diisi oleh Lilik sebagai petani unggulan yang telah memiliki beragam inovasi pertanian dengan mengikuti program CSR Aqua sebelumnya.

Memasuki musim penghujan ini memang serangan hama mulai merebak mengintai keamanan lahan petani padi.

Petani pun harus memperkuat keamanan padi agar tidak terjadi kerugian dari gagal panen seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tidak hanya satu hama saja tetapi saat ini bahkan datang penghuni lain di lahan petani selain padi yaitu wereng dan tikus.

“Tikus sama wereng saat ini yang banyak menyerang di lahan itu sampai panen itu habis dimakan tikus habis tikus nanti wereng. Di sini aja sudah 1,5 tahun gagal panen terus,” kata Sugeng.

“Syukur masih sisa itu pun harga di pasar sudah turun yang panenan kena hama,” tambah Sugeng salah satu petani padi yang ikut dalam pelatihan.

Petani lain juga menjelaskan, serangan hama tersebut tidak man-main karena bisa menghabisi hamparan tanaman padi hingga 40 hektare.

Lilik menambahkah kalau tikus bisa semalam habis padinya. “Wereng beda lagi karena mereka akan bertelur dulu lalu nanti sedikit demi sedikit makan tanaman padi, tapi kalau sudah berkoloni bisa semalam habis itu,” ucap Sugeng.

Beberapa masa tanam terakhir serangan wereng dan tikus yang intens membuat resah petani padi di Desa Juwiring.

Pestisida yang digunakan sebelumnya terasa tidak mempan membasmi serangan tikus dan wereng.

Menanggapi hal tersebut Yayasan Gita Pertiwi bersama Aqua melalui program CSR sediakan solusi praktis dan efektif melalui pembuatan pestisida nabati ampuh untuk gempur tikus dan wereng tanpa ampun.

Pestisida nabati dinilai lebih ramah lingkungan dan terbukti efektif menurut pengalaman Lilik di lahannya.

“Kalau sebenarnya untuk tikus sama wereng itu bisa pakai secara alami mas ditangani. Misal dengan memberikan gula nanti mengundang semut yang akan memakan anakan hama. Selanjutnya ditambah pestisida nabati nanti bisa mengusir hama tikus dan wereng karena tidak suka dengan bau dan rasanya yang pahit,” jelas Lilik.

Selain lebih ramah lingkungan dan ampuh mnanggulangi serangan hama, pestisida nabati yang dibuat pada pelatihan ini mudah diolah oleh petani.

Bahan yang digunakan pun mudah ditemui sehingga petani tidak perlu bingung lagi dalam membuatnya.

Gempur Tikus dan Wereng Tanpa Ampun, Petani Desa Juwiring Ikuti Forum Champion untuk Selamatkan Hasil Panen. (KlikSoloNews/dok Alfian Khamal Mustafa)

Cukup merebus beberapa bahan seperti daun mimba/mindi 1 kg, buah mojo 3 buah, daun sambiloto 1 kg, tembakau 1 kg dan air 30 liter sampai warna air hitam kecoklatan.

“Pestisida nabati ini kan mudah dibuat jadi petani tidak perlu beli lagi cukup pakai bahan yang ada disekitar nanti tinggal diaplikasikan,”tambah Lilik.

Dia menyarankan untuk lebih ampuh pestisida disemprot ketika kondisi berembun terutama di pagi atau malam hari.

Aqua selaku fasilitator berharap ke depan petani tidak perlu khawatir lagi untuk mencegah serangan hama wereng dan tikus apabila dikemudian hari menyerang cukup dengan mengaplikasikan pestisida nabati ini untuk menjaga keamanan hasil panen.

Sehingga petani dapat lebih tenang dalam budidaya tanam padi hingga panen tiba. Selain itu petani juga diharapkan dapat bersama-sama untuk memberi support dan bisa berbudidaya serempak untuk meminimalisasi penyebaran hama tikus dan wereng. (Alfian Khamal Mustafa/KS01)

Pos terkait