SOLO, KLIKSOLONEWS.COM – Gita Pertiwi lakukan pawai setop boros pangan pada event Hari Kesadaran International Kehilangan dan Susut Pangan.
Aksi tersebut dilakukan pada Minggu 29 September 2024 di CFD Solo dan Pamedan Mangkunegaran.
Kegiatan tersebut di gelar oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS) dan Ford Foundation bersama beberapa Lembaga ataupun komunitas yang memiliki kesadaran untuk mengelola pangan berlebih salah satunya Gita Pertiwi. Kegiatan tersebut hadir dengan tema “Stop Boros Pangan: Demi Kita, Demi Bumi.”
Dalam memeriahkan hari Kesadaran Internasional Kehilangan dan Susut Pangan Gita Pertiwi tersebut Gita Pertiwi ikut dalam pawai yang digelar di CFD dengan jalan beriringan membawa poster dan melantangkan stop boros pangan dari Sriwedari hingga Pamedan Mangkunegaran.
Peserta pawai dari Gita Pertiwi berjumlah 43 orang yang didalamnya turut serta rekan-rekan mitra yang berperan dalam penyelamatan pangan berlebih di Kota Surakarta. Dengan membawa beragam poster dan media kampanye lain Gita Pertiwi menyuarakan stop boros pangan untuk mencegah penumpukan sampah di TPA.
“Gita Pertiwi selamatkan pangan, Kota Solo Stop Boros Pangan,” teriakan lantang yelyel dari rombongan Gita Pertiwi.
Pawai berlangsung meriah dengan yelyel dari Gita Pertiwi yang lantang diikuti oleh peserta lainnya. Lantunan setop boros pangan mengiringi rombongan dari Gita Pertiwi.
Salah satu komunitas anak muda yang kami ajak untuk berkontribusi yaitu Social Charity Solo yang antusias mengikuti pawai setop boros pangan.
Malik sebagai salah satu pengurus Social Charity Solo mengaku dari pawai tersebut dapat menjadi ajang edukasi untuk masyarakat agar tidak boros-boros makanan.
Pangan berlebih yang tidak terkontrol akan menumpuk di TPA dan berakibat pada tingginya gas metana yang ditimbulkan.
Menurut Waste4change gas metana memiliki dampak global pada pencemaran udara sehingga memiliki dampak perubahan iklim yang lebih tinggi dari gas karbon.
Sehingga cemaran sampah pangan perlu dikurangi melalui berbagai kebiasaan makan secukupnya. Melalui pawai yang digalakan tersebut Gita Pertiwi berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi makan berlebih.
“Pawai setop boros pangan kemarin di CFD menjadi ajang untuk mengedukasi semua kalangan masyarakat untuk bisa lebih menghargai masalah pangan. Kegiatannya sangat bermanfaat untuk semua masyarakat umum,dari mulai anak-anak hingga dewasa, dan bisa menarik simpati semua warga yang berada di sepanjang jalan,” jelas Astutik salah satu pengunjung yang hadir dalam event ini.
Selain itu, dalam event Hari Kesadaran International Kehilangan dan Susut Pangan Gita Pertiwi membuka stand pangan sehat dari kelompok-kelompok dampingan Gita Pertiwi yang ada di Kota Surakarta.
Tidak hanya memamerkan produk sehat, tetapi Gita Pertiwi juga membuka tebus murah untuk paket sayuran sehat. Paket sayur yang ditawarkan sangat beragam, karena dengan paket yang terdiri dari sayur tomat, kubis, loncang, dan wortel yang dikemas dengan anyaman bambu konsumen hanya memberi dengan harga Rp 5.000.
Anyaman bambu dipilih sebagai bungkus sayur untuk meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai dan menjaga sayuran agar tidak tercemar mikroplastik.
Pada stand Gita Pertiwi juga membagikan pudding Fox’s kemasan yang didukung Dishanpan Jawa Tengah kepada pengunjung yang datang ke event Hari Kesadaran International Kehilangan dan Susut Pangan.
Pembagian pudding berlangsung kondusif dimana sebanyak 360 kemasan pudding Fox’s dibagikan secara gratis kepada para pengunjung yang datang.
Pengunjung sangat antusias dengan kegiatan yang Gita Pertiwi lakukan pada pameran di event Kesadaran International Kehilangan dan Susut Pangan. Kegiatan tersebut merupakan aksi nyata Gita Pertiwi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi pangan secara berlebihan.
“Kegiatan pawai di CFD kemarin bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat umum terkait pemborosan makanan. Banyak ide-ide kreatif untuk menyuarakan setop boros pangan kepada masyarakat umum jadi banyak yang antusias pengunjungnya,” ujar Malik.
Upaya mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan tidak hanya penting untuk memastikan ketahanan pangan global, tetapi juga untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Membuang makanan juga berarti membuang sumber daya seperti air, tanah, tenaga kerja, dan energi yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut.
Oleh karena itu, peringatan ini mengajak semua pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun individu, untuk bekerja sama dalam mengurangi pemborosan pangan dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan pangan.
Gita Pertiwi juga mendapatkan penghargaan dari BAPANAS sebagai mitra komunitas terkonsisten dalam upaya penyelamatan pangan.
Penghargaan tersebut didapatkan salah satunya dengan Upaya penyelamatan pangan berlebih melalui food sharing yang telah Gita Pertiwi lakukan di Kota Solo selama ini.
Pada tahun 2024 ini sebanyak 39ribu pangan berlebih layak konsumsi berhasil terselamatkan dan telah terdistribusi kepada masyarakat rentan seperti panti, pemulung, dan masyarakat yang membutuhkan lainnya. (Alfian Khamal/ks01)