KLIKSOLONEWS.COM – Mengenal Isman Thoyib Si Monster, legenda basket asal Klaten: Dari Klub Semangat Kita Klaten menuju Timnas Indonesia.
Masyarakat Kabupaten Klaten patut bangga dengan Isman Thoyib. Legenda hidup basket Indonesia yang memiliki nama panjang Muhammad Isman Thoyib ini menjadi andalan basket Indonesia di medio tahun 2000.
Thoyib dikenal sebagai pemain yang kuat, tangguh, dan memiliki naluri rebounding yang luar biasa.
Dia juga memiliki tembakan hook yang mematikan dan menjadi salah satu pencetak poin terbanyak di IBL. Kepemimpinannya di lapangan dan dedikasi untuk basket menjadikannya inspirasi bagi banyak pemain muda.
Di luar lapangan, Thoyib dikenal sebagai sosok yang rendah hati, ramah, dan bersahaja. Dia aktif dalam kegiatan sosial dan menjadi motivator bagi anak-anak muda untuk mengejar mimpi mereka.
Isman Thoyib, atau yang akrab disapa Oyi atau Keman, adalah legenda bola basket Indonesia yang telah malang melintang di dunia basket.
Lahir di Klaten, 18 Agustus 1983, Thoyib dikenal memiliki julukan “Si Monster” karena permainannya yang garang dan dominan di bawah ring.
Selain itu, dengan tinggi 201 meter ditunjang berat badan 91 kilogram, Thoyib memang ditakuti lawan-lawannya saat di bawah ring.
Dilansir YouTube NBLIndonesia Life Journey Isman Thoyib, menceritakan ihwal menekuni olahraga basket.
“Awal mula dikenalkan basket dari guru STM (sekarang SMK-Red) saya. Saat itu guru saya bilang untuk coba-coba ikut basket. Spontan saya jawab, tidak bisa basket, kan basket olahraganya orang menengah ke atas. Saya tidak tahu, latihan di mana dan bagaimana saya tidak tahu,” terang Thoyib.
Tanpa ragu, guru STM Isman Thoyib mengajaknya untuk mengikuti latihan di klub lokal yang berada di Klaten, Semangat Kita Klaten. Klub ini pada masa itu cukup dikenal di kalangan pecinta basket di Jawa Tengah.
Semangat Kita Klaten juga menjadi lumbung pemain untuk skuad PON Jawa Tengah dan melahirkan beberapa nama di pentas Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama).
Singkat cerita, Isman Thoyib pun mulai mendalami basket dari nol sejak usia 18 tahun di Semangat Kita Klaten. Pilihan Thoyib itu pada mulanya ditentang orang tua.
“Saya bilang sama orang tua, Pak Bu bolehkah saya ikut basket. Orang tua saat itu tidak mengizinkan dan berkata basket itu olahraga apa, di sini (Klaten) gak terkenal,” tuturnya.
“Maklum, saya kan orang dari kampung. Saya harus membantu orang tua saya begitu lulus dari STM dengan membantu ke sawah buat biaya sekolah adik saya,” ungkapnya.
Thoyib menceritakan awal mula menekuni basket dan menjadi pemain professional. Saat berlatih di Semangat Kita Klaten, ada seorang pelatih yang juga mantan pemain ASPAC (dulu namanya ASABA).
“Saat latihan pertama itu, saya disuruh nyentuh ring, saya gak bisa. Saat itu diketawain sama anak-anak SD. Masak setinggi gitu gak bisa pegang ring,” katanya dengan terbahak-bahak.
Sejak itu, dia merasa termotivasi untuk meningkatkan skill dan tekniknya di basket. Thoyib lalu diberikan program latihan untuk meningkatan kekuatan fisik, lompatan, skill, hingga teknik.
Selang sebulan kemudian, Thoyib diajak ke Jakarta untuk mengikuti tes fisik untuk masuk tim ASPAC. Dia diberi menu tes fisik lari lintasan sebanyak 25 kali.
“Saya baru 9 kali, kepala sudah kliyengan. Tapi dalam hati harus tetap menyelesaikan apa pun itu. Setelah 25 kali, langsung saya pegang pohon dan muntah-muntah,” ucapnya mengenang.
Kerja kerasnya pun terbayar tuntas. Thoyib masuk dalam skuad utama ASPAC dan skill basket melesat cepat di bawah bimbingan tim pelatih ASPAC.
Setahun setelah bergabung, pada 2003 Thoyib berhasil menunjukkan bakatnya dengan menjuarai Indonesian Basket League bersama klubnya.
Dia menceritakan, awal mula bisa nge-dunk. “Termotivasinya gara-gara lihat NBA. Saat senior-senior lihat NBA di televisi, mereka bilang coba dong ngedunk, tinggi segitu (201 cm) masak gak bisa ngedunk,” kata Thoyib menirukan.
Celetukan para seniornya di ASPAC tersebut membuatnya termotivasi untuk menambah menu dan latihan khusus dunk.
“Pertama kali ngedunk di game final four 2005. Pas ngedunk, penonton berdiri semua dan nyebut nama saya. Lalu saya bergumam dalam hati, wah gini rasanya ngedunk enak banget. Semua penonton ngasih aplaus. Sejak itu saya ketagihan ngedunk,” tandasnya.
Keberanian Thoyib nge-dunk juga didapatkan dari para senior-seniornya. “Senior bilang, kamu ini punya tinggi segini dan lompatan tinggi, jangan takut dunk, masuk gak masuk dunk. Just try dunk. Itu motivasi dan suntikan semangat dari para senior di ASPAC membuat saya semakin berani dunk,” ucap sosok yang saat ini bekerja sebagai PNS Disporapar Provinsi Jateng.
Dari basket, Isman Thoyib bisa memberangkatkan orang tuanya ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
“Saat pertama kali jadi pemain professional, cita-cita saya hanya satu, ingin membahagiakan orang tua dengan memberangkatkan haji. Alhamdulillah, semua itu terpenuhi,” terang pemain yang berposisi center semasa aktif di basket profesional.
Biodata Isman Thoyib:
Nama Lengkap: Muhammad Isman Thoyib
Tempat/Tanggal Lahir: Klaten/18 Agustus 1984
Tinggi/Berat Badan: 201 cm/91 kilogram
Pendidikan Isman Thoyib
SD Negeri Candirejo II Klaten (1996)
SMP Negeri I KarangAnom Klaten (1999)
SMK Kristen I Klaten (2002)
University of Peppertual, Las Pinas (2 tahun)
Universitas Esa Unggul, F. Komunikasi jurusan Advertising 2008
Karier Isman Thoyib
Penghargaan
Juara IBL 2003 dan 2005
SEA Games 2007 Thailand (perak)
SEABA Medan 2009 (2nd place)
PON Palembang (6th place)
FIBA Asia di Tianjin Cina (2009)
Isman Thoyib telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah bola basket Indonesia. Dia adalah legenda sejati yang akan selalu dikenang sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dilahirkan di negeri ini. (ks01)