SOLO, KLIKSOLONEWS.COM – Warga heboh menyambut kehadiran Respati Ardi dengan nyanyian yel-yel saat memasuki tempat pertemuan di Bayan, Krajan, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Minggu 29 September 2024.
Selain bersalaman dengan warga yang ditemuinya, Respati Ardi juga memohon doa restu warga dalam maju menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta berpasangan Astrid Widayani, seorang akademisi dan merupakan Rektor UNSA.
Saat bertemu dengan Win Arba’atun Aniza, Ketua RT setempat, Respati memperkenalkan diri juga meminta izin untuk blusukan di kampungnya menemui warga.
“Bu RT mohon izin, untuk bersilaturahmi dengan warganya,” kata Respati kepada Win Arba’atun Aniza.
Dengan ramah dan senyum lebar Win Arba’atun Aniza, mempersilkan dan mendoakan Respati menang terpilih menjadi Wali Kota Solo periode 2025-2030.
“Monggo, monggo Mas, semoga menang nggih,” kata wanita paruh baya itu.
Bertemu dengan calon Wali Kota Solo, Nanik mengungkapkan kegundahannya tentang kesejahteraan guru PAUD pada sebuah yayasan dengan gaji masih jauh di bawah standar UMR.
“Saya ingin memperjuangkan teman-teman saya yang di PAUD (pengajar/guru), tentang gaji mereka, kesejahteraan mereka. Karena selama ini gajinya sedikit, tetapi dikasih beban yang berat. Mendidik anak-anak kecil calon generasi bangsa masa depan apalagi untuk menuju generasi emas,” ungkap Nanik kepada Respati.
“Nanti jika saya diberikan mandat memimpin Kota Solo, saya akan perjuangkan kesejahteraan guru-guru PAUD, dan juga anak-anak didik, regulasi Yayasan penyelenggara pendidikan juga harus diperjelas,” kata Respati.
Didampingi sejumlah warga, Respati Ardi diajak berkeliling kampung serta melihat kondisi sungai Bayan yang pada sisi barat sudah ditalut, sedangkan di sisi timur belum ditalut sehingga jika hujan deras terjadi luapan sungai yang menyebabkan banjir.
“Kalau hujan deras itu airnya kadang naik ke atas, luapan sana (sisi barat) lancar tetapi kalau dari sini (sisi timur) sebagian masuk ke pekarangan warga karena belum ditalut, kadang tanahnya ikut longsor,” kata Agus Riyanto warga Bayan.
Warga berharap agar sisi timur segera ditalut, “kalau ditalut panjangnya sekitar 150-200 meter, harapannya ya nanti segera ditalut sehingga tidak terjadi luapan air sungai dan tidak terjadi longsor,” lanjut Agus.
Menanggapi hal itu, Respati pun menyampaikan data tersebut sudah masuk di BBWS.
Melanjutkan blusukan, Respati juga sempat mengunjungi tempat pembuatan tempe yang sudah berdiri sejak 2012 lalu yang memperkerjakan warga sekitar, dalam sehari rata-rata menggunakan 90 kg kedelai untuk produksinya.
Respati pun tertarik bergabung dengan ibu-ibu pekerja dan turut serta membungkus tempe.
“Wah, mantap ini Bu industri rumahannya! Semoga nanti ada inovasi produk olahan tempenya, bisa dibikin keripik dengan varian rasa tertentu,” tutur Respati memberi ide.
Silaturahmi Respati dengan warga diakhiri mengunjungi stand paket tebus murah paket sayuran seharga Rp 2 ribu yang digelar warga setempat, serta sesi foto bersama. (KS01)