SDN 4 Wonorejo Karanganyar Memprihatinkan, Komisi D Temukan Guru Keracunan dan Siswa di Bawah Umur

SDN 4 Wonorejo Karanganyar Memprihatinkan, Komisi D Temukan Guru Keracunan dan Siswa di Bawah Umur. (KlikSoloNews/dok HarianKota)

KARANGANYAR, KLIKSOLONEWS.COM – Kondisi SD Negeri 4 Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, menuai keprihatinan mendalam dari Komisi D DPRD Karanganyar.

Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada Senin 28 April 2025, DPRD Karanganyar menemukan sejumlah permasalahan serius, mulai dari fasilitas sekolah yang tak layak hingga adanya siswa berusia di bawah tujuh tahun di kelas 1.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Tiara Puspita, yang memimpin langsung sidak tersebut, mengungkapkan bahwa sekolah tersebut jauh dari kata layak untuk proses kegiatan belajar mengajar.

“Sarana dan prasarana sekolah tidak layak dan jumlah muridnya sangat minim,” ungkap Tiara kepada wartawan, dilansir HarianKota, jejaring KlikSoloNews.

Politisi PKB itu merinci bahwa atap ruang kelas di SDN 4 Wonorejo banyak yang jebol, tembok bangunan rusak, dan fasilitas pendukung seperti mushola, perpustakaan, serta Unit Kesehatan Siswa (UKS) tidak tersedia. Bahkan, dari tiga unit toilet yang ada, hanya satu yang berfungsi dan digunakan secara bersama-sama oleh guru dan murid.

Kondisi ini kian memprihatinkan karena jumlah siswa hanya 44 anak. Sementara untuk memenuhi syarat menerima bantuan pemerintah, sekolah dasar minimal harus memiliki 60 siswa.

Kondisi kekurangan siswa menyebabkan pihak sekolah menerima anak-anak yang belum cukup umur. Di kelas 1, hanya terdapat tujuh murid, dan dua di antaranya masih berusia lima tahun.

“Ini tentu memprihatinkan dan menunjukkan bahwa sekolah mengalami krisis jumlah murid yang serius,” tambah Tiara.

Temuan Guru Keracunan Program Makan Bergizi Gratis

Sidak tersebut juga bertepatan dengan waktu distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tiara mengaku sempat membantu membagikan makanan kepada siswa dan menemukan buah pisang yang sudah tidak segar. Ia juga menyoroti adanya makanan yang disisihkan khusus untuk dicicipi guru terlebih dahulu.

“Kalau harus dicicipi dulu, itu tandanya ada keraguan terhadap kualitas makanan. Dan ternyata, pekan lalu memang ada guru yang keracunan setelah makan buah melon dari program MBG,” ungkapnya.

Tiara menyebut bahwa pada tahun 2021, SDN 4 Wonorejo sebenarnya telah menerima Dana Alokasi Khusus (DAK), namun jumlahnya tidak mencukupi untuk renovasi menyeluruh. Oleh karena itu, ia mendorong agar ada langkah cepat melalui program pemeliharaan jangka pendek, serta pengajuan proposal fasilitas pembelajaran untuk jangka panjang.

“Banyak sekali yang harus dievaluasi dari hasil sidak ini. Semua temuan akan kami sampaikan ke pimpinan DPRD dan instansi terkait agar segera ditindaklanjuti,” tegasnya.(ks01)

About The Author

Pos terkait